Minggu, 29 Januari 2012

MENINGKATKAN KEPEMIMPINAN PERWIRA POLISI MILITER SEBAGAI PENEGAK HUKUM


Oleh : Kapten Laut (PM) Dedy Ary, SAP

Apa dan bagaimana meningkatkan kepemimpinan perwira polisi militer sebagai penegak hukum .Perwira polisi militer  merupakan pemimpin satuan Polisi Militer, yang dalam tugas sehari-hari sebagai penegak hukum, sehingga dikatakan pada tingkat perwira polisi militer   dituntut menguasai bidang tugas sebagi penegak hukum. Dengan demikian perwira polisi militer diharapkan mengetahui bidang tugas secara detail dan memahami sebagai penegak hukum baik secara dinas maupun pribadi, atau sering diumpamakan seorang perwira polisi militer pada tataran ini dituntut mengetahui denyut nadi dan tarikan napas setiap prajurit TNI AL.
Kepemimpinan adalah seni, dengan demikian tidak ada dua pemimpin yang memiliki kesamaan baik secara fisik maupun secara mental. Dengan demikian pada tataran perwira polisi militer, kepemimpinan pada tingkat letda, lettu maupun kapten memiliki tingkat kemampuan yang berbeda pula. Fenomena ini sangat menarik untuk di cermati, terutama pada tingkat perwira pertama sebagai pemimpin yang baru lahir dan pada tingkat kapten senior yang sifat kepemimpinannya sudah memasuki tahap pemahamam taktis.
 Bila kita bicara medan tugas perwira polisi militer, maka kita akan digiring ke medan tugas lapangan atau setingkatnya, sehingga kepemimpinan lapangan harus menjadi perhatian yang khusus dalam pembinaan, karena kepemimpinan lapangan memiliki tantangan yang kompleks karena dipengaruhi langsung oleh banyak faktor, serta berkembang sesuai dengan perubahan situasi.
 Prinsip-prinsip kepemimpinan militer, yang di kombinasikan dengan Prinsip 11 Azaz Kepemimpinan TNI, Kode Etik Perwira TNI,  Prinsip-prinsip Kepemimpinan, Sapta Marga, dan Sumpah Prajurit maka akan sangat membantu sebagai dasar pembinaan Kepemimpinan TNI AL.


          PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG SERING TIMBUL DI LAPANGAN ANTARA LAIN :

a.       Masih kurangnya pembekalan kepemimpinan Perwira Polisi Militer Angkatan Laut pada tingkat perwira remaja terutama perwira  polisi militer lulusan Dik Capa dan perwira lulusan Sepa PK/PSDP yang bersumber dari lulusan D3 dan Sarjana yang berasal dari berbagai korps yang ada di TNI AL.

b.       Kemampuan tugas sebagai seorang Perwira Polisi Militer Angkatan Laut masih rendah bila dihadapkan pada tingkat perkembangan teknologi dan tantangan tugas yang dihadapi.

c.       Kejenuhan penugasan karena penempatan terlalu lama di satu satker.
d.       Terjadinya distorsi kepemimpinan lapangan yang menyebabkan terjadinya degradasi etika dan moral kepemimipinan para Perwira  Polisi Militer Angkatan Laut.

          Untuk mengatasi permaslahan –prmasalahan yang sering mucul dilapangan maka para Perwira Polisi Militer perlu memperhatikan hal-hal dibawah ini :
1.       Kode  Etik Perwira   “Kode Etik Perwira TNI Budi Bakti Wira Utama
a.       Perwira TNI berbuat luhur, yang bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa, membela kebenaran dan keadilan, serta memiliki sifat-sifat kesederhanaan.
b.       Perwira TNI berbakti untuk mendukung cita-cita nasional, mencintai kemerdekaan dan kedaulatan NKRI, menjunjung kebudayaan nasional, setiap saat bersedia membela kepentingan nusa dan bangsa guna mencapai kebahagiaan rakyat Indonesia.
c.       Perwira TNI adalah ksatria, memegang teguh kesetiaan dan ketaatan, memimpin (soko guru) bawahannya, berani bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
d.       Pewira TNI adalah penegak persaudaraan dan peri kemanusiaan, menjunjung tinggi  nama dan kehormatan korps perwira TNI.
2.       11  Azas Kepemimpinan TNI
Kepemimpinan TNI yang dipakai sebagai dasar dalam melaksanakan pembinaan adalah Pepemimpinan Pancasila yang berisikan azas-azas sebagai  berikut :
a.       Takwa, yaitu beriman kepada Tuhan yang Maha Esa dan taat kepadaNya.
b.       Ing Ngarsa Sung Tulada, yaitu memberi suri teladan dihadapan anak buahnya.
c.       Ing Madya Mangun  Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah semangat ditengah-tengah anak buah.
d.       Tut Wuri Handayani, yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buahnya.
e.       Waspada Purwa Wisesa, yaitu selalu waspada, mengawasi, sanggup dan berani memberi koreksi pada anak buahnya.
f.       Ambeg Parama Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
g.       Prasaja, yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
h.       Satya, yaitu sikap loyal timbal balik, dari atas, bawah dan samping.
i.        Gemi Nastiti, yaitu kesederhanaan dan kemampuan untuk membatasi pengeluaran yang tidak berguna.
j.        Balaka, yaitu kemampuan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan tindakan-tindakannya.
k.       Legawa, yaitu kemauan, kerelaan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada yang lebih muda.

3.       Prinsip – Prinsip Kepemimpinan

          a.       Efisien, tekun dan teliti. Pemimpin harus dapat menentukan mana kepentingan yang harus didahulukan berkenaan dengan anggaran.

          b.       Kenali diri kita. Pemimpin harus intropeksi diri dari kelemahan namun harus dapat mencari kelebihan yang terdapat pada dirinya.

          c.       Kenali anak buah dan pikirkan kesejahteraannya dengan cara memberikan waktu kepada anak buah dan turut merasakan masalah yang dihadapi anak buah.

          d.       Berikan penerangan kepada anak buah tentang perintah yang diberikan.

          e.       Berikan contoh sikap, penampilan dan penyelesaian tugas yang harus di laksanakan oleh anak buah.

          f.       Jamin anak buah untuk mengerti tugas yang diberikan dan awasi pelaksanaannya.

          g.       Kembangkan kemampuan  berpikir pemimpin harus terus belajar dan menambah ilmu kepemimpinannya.

          h.       Dorong bawahan untuk mencari kejelasan perintah agar perintah tidak berjalan berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai

4.       Sapta Marga dan Sumpah Prajurit
Sapta Marga dan Sumpah Prajurit merupakan nafas kehihupan setiap prajurit, seorang perwira, berjiwa  kesatria, sebagai bhayangkari negara dan bangsa, loyalitas dan ketaatan kepada hukum dan negara merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar.
Pembekalan dasar - dasar kepemimipinan pada tingkat perwira pertama  melalui pendidikan capa polisi militer sangat terbatas, waktu tempuh pendidikan dasar keperwiraan yang singkat, sementara  materi pelajaran yang diikuti sangat padat, sehingga pelajaran kepemimpinan hanya sebatas pengenalan. Disisi lain pewira mantan Dik Capa merupakan anggota reguler yang sudah berdinas ditingkat bintara dan bintara tinggi yang dalam kedinasannya dianggap sebagai penghubung antara  tamtama dan perwira dalam tugas-tugas lapangan. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya merubah sifat-sifat kepemimpinan dalam waktu yang singkat. Begitu juga pada perwira lulusan Sepa PK/PSDP yang bergabung di Polisi Militer, disamping pendidikan dasar keperwiraan yang singkat dan belum adanya bekal pengalaman penugasan, sedang lattek-lattek kepemimpinan sangat terbatas. Namun demikian sebagai seorang perwira pertama polisi militer yang dibebani sebagai pemimpin lapangan, tidak ada alasan yang dapat dijadikan dalih dalam bertugas. Kondisi ini sangat rawan apabila tidak segera diantisipasi.
Pada tingkat Pama Polisi Militer, utamanya perwira remaja lulusan Sepa PK/PSDP kendala terbesar adalah kurangnya lattek – lattek pada saat pendidikan, sedangkan beground pendidikan mereka berbeda.  Pada kondisi ini, tugas-tugas yang dilaksanakan bersifat teknik dan aplikatif, sedangkan teori dasar yang didapat dipendidikan tidaklah memadai. Kemajuan teknologi tidak dapat diikuti oleh perwira muda melalui pendidikan polisi militer. Adanya penempatan jabatan yang tidak sesuai dengan beground pendidikan menuntut perwira yang bersangkutan belajar sambil bekerja. Pada tingkat pama senior ada masa peralihan dari sebagai pelaksana teknis menuju pelaksana tingkat taktis, yang ditandai dengan promosi jabatan pamen yang tentunya membutuhkan kemampuan- kemampuan taktis untuk menghadapi tugas-tugas yang dihadapi.
Penugasan yang terlalu lama disatu satker dapat mengakibatkan kejenuhan, sehingga perwira yang bertugas dari paja sampai kapten kurang memiliki pengalaman pada tugas yang berbeda, sehingga inovasi dan improvisasi kepemimpinan tidak terjadi, hal ini akan menghambat perkembangan perwira yang bersangkutan disaat memasuki jabatan promosi dan memasuki tingkat pamen.
Distorsi etika dan moral kepemimpinan banyak terjadi pada tingkat pama, faktor internal maupun ekternal sangat berpengaruh terhadap perkembangan pola san sikap, dan mental para pemimipin tingkat pama. Dalam penugasan sehari-hari mereka bersentuhan langsung dengan prajurit dan bawahan serta lingkungan yang dipimpin. Distorsi Etika dan Moral Kepemimpinan diindikasikan  oleh banyaknya pelanggaran disiplin, tindak pidana ringan maupun berat. Hal ini disebabkan oleh pemahaman terhadap prinsip-prinsip kepemimpinan seperti Prinsip Kepemimpinan Kode Etik Perwira, 11 Azaz Kepemimpinan TNI, Sapta Marga, dan Sumpah Prajurit masih terlalu dangkal.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa Kepemimpinan yang dijalankan secara efektif/efisien harus dilengkapi perangkat kekuasaan yang melahirkan kebijakan/keputusan yang dituangkan dalam program kerja yang harus dilaksanakan oleh seluruh bawahan dan sejajar dengan pertimbangan sudah diperhitungkan tentang segala konsekuensi yang mungkin terjadi, apabila ada pelanggaran kebijakan yang dilakukan maka akan terjadi sanksi hukum, itulah gunanya kepemimpinan perwira POMAL dalam pendekatan hukum yang memiliki kekuatan hukum dalam pelaksanaannya.Pembekalan dasar - dasar kepemimipinan pada tingkat pama  melalui pendidikan capa polisi militer sangat terbatas. Suatu prinsip yang mungkin kurang dapat ditunjukkan oleh seorang perwira pada saat mengatasi suatu permasalahan kepemimpinan dengan menonjolkan azas yang sesuai dengan sifat dan kemampuan yang dimiliki oleh Perwira Pertama polisi militer. Dengan melihat kenyataan tersebut, dimana fungsi dari pada azas dan prinsip Kepemimpinan satu sama lain tidak dapat dipisahkan bahkan saling mengisi, apabila diperbandingkan satu dengan lainnya, maka azas – azas kepemimpinan lebih banyak mengutamakan kepada apa yang harus dimiliki oleh seorang Pemimpin, sedangkan prinsip – prinsip Kepemimpinan banyak berhubungan dengan bagaimana Kepemimpinan Perwira Pertama polisi militer dapat dikembangkan dan diterapkan kepada situasi dan kondisi tertentu. Dalam hubungan itu, adalah menjadi suatu kewajiban bagi para Perwira Pertama Polisi Militer Angkatan Laut untuk mengembangkan dirinya sehingga mampu mengambil Azas – Azas atau Prinsip – prinsip mana yang paling tepat untuk diterapkannya pada situasi dan kondisi tertentu agar selalu berhasil dalam Kepemimpinannya.
          Penugasan yang terlalu lama disatu satker dapat mengakibatkan kejenuhan, sehingga perwira yang bertugas dari paja sampai kapten kurang memiliki pengalaman pada tugas yang berbeda, sehingga inovasi dan improvisasi kepemimpinan tidak terjadi, hal ini akan menghambat perkembangan perwira yang bersangkutan disaat memasuki jabatan promosi dan memasuki tingkat pamen sehingga membuat suasana di dalam suatu organisasi menjadi kurang sehat.
          Moral dan disiplin bagian yang tidak terpisahkan karena keduanya sangat mendukung kepemimpinan seorang perwira POMAL dalam menggerakkan anakbuahnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Moral merupakan suatu kebanggaan dimana seorang perwira harus dapat mengayomi anak buahnya, meningkatkan keberanian dan percaya diri anggotanya, loyalitas adalah sangat penting bagi anggota karena akan timbul kesetiaannya kepada pemimpin dan kesatuannya. Anggota tidak dijerumuskan kepada hal lain yang yang tidak benar namun dipandu dan dipuji terhadap hasil kerjanya yang baik, di luar itu usahakan hukuman adalah jalan terkahir yang diterapkan kepada anggota yang bersalah sesuai alur “Reward and Punishment”. Kemampuan berdisplin yang selalu mengikuti moral adalah belajar dengan melalui naluri yang tajam hasil dari pengalaman, pemikiran, tindakan dan tanggung jawab yang berisiko yang sering dilaksanakan disiplin yang tinggi menjadikan seorang perwira POMAL sebagai contoh.

------15577/P------

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...