Dedy Ary Yuanto,SAP
Kapten Laut (PM) NRP
15577/P
Kondisi
sikap dan penampilan prajurit saat ini terjadi penurunan tingkat disiplin.
Diantaranya masih banyak terdapat prajurit yang masih melakukan tindakan
indisipliner seperti sering terlambat apel bahkan tidak apel dengan berbagai
macam alasan, cara berpakaian yang tidak sesuai dengan aturan GAM yang berlaku
dan ragu-ragu dalam melakukan penghormatan kepada atasan apalagi kepada pangkat
yang lebih senior. Hal ini apabila dibiarkan akan menjadi bumerang bagi jati
diri prajurit secara umum dan merugikan pribadi prajurit itu sendiri yang pada
akhirnya akan berdampak pada kehidupan prajurit dilingkungan masyarakat.
Komandan
sebagai unsur pimpinan sangat diharapkan kepeduliannya dalam menanggapi dan
mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh prajurit baik dalam
satuan maupun diluar satuan. Dengan memberikan teguran ataupun sangsi-sangsi
lain baik administratif maupun tindakan fisik terhadap prajurit yang melanggar
akan menjadi pelajaran bagi mereka untuk tidak melakukan kesalahan yang kedua
kalinya. Dalam hal ini sangat penting kiranya apabila kedisiplinan lebih
ditegakkan di tiap-tiap Satuan guna mendapatkan profil prajurit yang dapat
dibanggakan yang dihormati dan disegani dilingkungan masyarakat.
Kondisi
sikap dan penampilan prajurit yang mempunyai tingkat disiplin yang tinggi
merupakan dambaan seorang komandan dimana tingkat pelanggaran makin berkurang.
Hal ini dapat ditekan sekecil mungkin apabila seorang komandan dapat memberikan
contoh tauladan bagi prajurit dalam satuannya maupun diluar satuan. Dalam
pelaksanaan tugas, pada umumnya prajurit akan tergabung dalam team/kelompok
maupun dalam hubungan kesatuan dimana peran seorang pimpinan sangat dibutuhkan
dalam pembentukan sikap serta penampilan prajurit dilingkungan satuan maupun
dilingkungan masyarakat.
Namun
demikian pengaruh lingkungan masyarakat dapat merubah karakter kepribadian
prajurit, oleh karena itu fungsi dan peranan Komandan sangat penting baik
sebagai pengendali, pengambil keputusan, pelindung, pembina maupun sebagai
pelatih/guru. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pencerminan kondisi satuan
yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Demikian juga dengan penerapan sikap
dan penempatan prajurit dilingkungan masyarakat sekilas satuan akan lebih
meningkat serta dapat diterima dalam lingkungan masyarakat.
Sebagai prajurit TNI
AL yang senantiasa selalu bersikap dan berpenampilan yang dapat mencerminkan
jati diri sebagai prajurit yang profesional dan profesional dalam pelaksanaan
tugas, serta senantiasa menjunjung tinggi kehormatan satuan dan diri pribadinya
yang tercermin dalam Tri Sila TNI AL, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta 8
Wajib TNI. Bertindak arif dan Bijaksana adalah merupakan tuntutan sebagai
prajurit TNI, dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal
ini dapat dilakukan melalui pengendalian diri terhadap keinginan yang menjurus
kearah tindakan yang melanggar Hukum dan Disiplin Militer. Tindakan yang diharapkan
adalah dengan mengurangi pelanggaran yang dapat merugikan satuan maupun diri
sendiri. Apabila pengendalian diri dapat dilakukan oleh setiap anggota, baik
terhadap pelangaran disiplin murni maupun tidak murni, maka dalam penerapan
sikap dan penampilan dilingkungan masyarakat yang dilakukan oleh prajurit akan
dapat mewujudkan rasa simpati masyarakat terhadap satuan tersebut pada
khususnya dan terhadap TNI AL pada umumnya. Sehingga dalam mewujudkan
kemanunggalan antara TNI AL dengan rakyat akan tetap berkesinambungan dan
terbina dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan
unsur pimpinan di dalam satuannya merupakan faktor yang sangat menunjang
terhadap pembentukan sikap dan perilaku anggota dalam rangka mengurangi
pelanggaran disiplin, sehingga dalam menerapkan kehidupan bermasyarakat prajurit
dapat diterima sebagai bagian warga masyarakat sekitarnya. Sikap prajurit yang
diharapkan adalah jujur dan bertanggung jawab serta melindungi rakyat yang
lemah dalam arti, rakyat yang tertindas oleh ketidak-adilan maupun
kesewenang-wenangan kelompok tertentu maupun orang-orang tertentu, sehingga
perwujudan dari istilah TNI dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dapat
diterapkan oleh seluruh prajurit TNI AL, baik dalam kehidupan dilingkungan
satuan maupun diluar satuan.
Dalam pembentukan
tingkah laku prajurit yang sesuai norma kemiliteran harus disesuaikan dengan
peraturan yang berlaku, sehingga diperlukan berbagai upaya-upaya pembinaan
mental dan sikap untuk memperbaiki tingkah laku prajurit yang kurang baik
antara lain :
1. Meningkatkan Motivasi Prajurit. Dalam rangka meningkatkan
motivasi anggota, agar tercapai kondisi yang diharapkan oleh satuan, maka harus
ada upaya dalam meningkatkan motivasi dan ada beberapa hal penting yang harus
dimiliki oleh setiap anggota untuk memperoleh hasil yang optimal. Beberapa
faktor yang dapat mendukung dalam upaya meningkatkan motivasi anggota antara
lain dengan menggunakan cara dan metoda yang efektif antara lain : Ceramah,
Penataran dan Laitihan.
2. Memberikan
Kesempatan Kepada Prajurit Dalam Menerapkan Sikap dan Penampilan. Selain
perbekalan dan penataran-penataran yang disampaikan maupun dipraktekkan kepada
prajurit, faktor-faktor lain yang sangat mendukung daripada kelancaran kegiatan
di atas, tentunya harus diimbangi oleh penerapan di luar satuan sehingga dalam
mengaplikasikannya di lapanan dapat dirasakan oleh anggota. Namun semua ini
akan dapat berjalan dengan lancar apabila peranan Komandan/Pimpinan membantu
dan cukup bijak dalam memberi kesempatan kepada anggota mengaplikasikan hasil
pembekalan dan penataran di lingkungan masyarakat. Sehingga akan terjalin
interaksi yang positif terhadap kehidupan dalam satuan dan dilingkungan luar
satuan. Pemberian kesempatan kepada anggota dalam mempraktekkan sikap dan
penampilan dilingkungan masyarakat dapat diwujudkan dengan mengundang
masyarakat untuk ikut kegiatan olah raga bersama yang antara lain : olah raga,
gerak jalan, Karya Bhakti, Kegiatan agama dan lain-lain. Dalam hal ini
pengawasan dan pengendalian dari unsur komandan harus dilakukan agar rencana
yang sudah dimasukkan dalam program kegiatan dalam satuan dapat mencapai sasaran
yang diinginkan.
Dari penjelasan diatas maka penulis
dapat menyimpulkan poin-poin yang dapat kita jadikan sebagai pedoman antara
lain :
1. Untuk
mengurangi tingkat pelanggaran Disiplin yang dilakukan oleh anggota, diperlukan
penanaman disiplin pribadi dalam tubuh setiap anggota, sehingga pelanggaran
dapat ditekan/dikurangi semaksimal mungkin.
2. Agar
setiap prajurit memiliki wawasan yang luas, maka komandan hendaknya lebih
memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengikuti pendidikan maupun
kursus-kursus yang lebih tinggi, agar kemampuan yang dimilikinya dapat
disosialisasikan langsung dalam penerapan sikap dan penampilan di lingkungan
masyarakat sekitar satuan.
3. Keikutsertaan
seluruh prajurit untuk mengikuti kegiatan ceramah dan latihan-latihan harus
lebih ditingkatkan lagi, agar mencapai sasaran pelaksanaan tugas yang
diinginkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kesalahan maupun kekurangan dalam
menjalankan tugas pokoknya dapat diminimalkan agar pelanggaran maupun kesalahan
tidak terulang kembali dalam situasi dan kondisi yang sama.
-----------------------------------------------------------------15577/P-------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar